Bagikan ke

IPNU IPPNU BOJONEGORO – Moderasi agama adalah cara beragama yang mengambil jalan tengah atau dalam istilah Nahdlatul Ulama disebut tawasuth. Dengan moderasi agama seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebihan saat menjalani ajaran agama. Arti lain dari moderasi agama ini adalah proses memahami dan menjalankan secara adil dan berimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem ataupun berlebihan dalam mengamalkan.

Hal tersebut disampaikan oleh M. Taufiq Azhuri, Ketua Kaderisasi Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bojonegoro dalam kegiatan Toleransi Camp yang diadakan oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bojonegoro, Sabtu (01/05/2021) di Pondok Pesantren As Syakur, Desa Nglingi, Kecamatan Ngasem.

Selain itu, Taufik, sapaan akrab, juga mengatakan, moderasi agama bukan berarti melunturkan nilai-nilai aqidah, keyakinan atau bahkan akulturasi agama islam dengan agama lain. Semua agama mengandung nilai-nilai ajaran ketuhanan, kemanusiaan, kasih sayang, persaudaraan sejati, dan penghargaaan terhadap hak-hak asasi manusia.

“Manusia memang memiliki keterbatasan dalam memahami doktrin agama, terutama saat dibandingkan dengan ilmu Allah yang seluas laut samudra itu. Maka sangat mungkin manusia salah tafsir, berlebihan dan berpandangan sempit, sektoral, mementingkan golongan dan kepentingan rasnya,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Taufik juga menegaskan dasar-dasar moderasi agama adalah surat Al-Hujurot ayat 13 bahwa Allah menciptakan manusia dalam keberagaman, dimana kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita kepada yang berbeda pendapat dan agama selain islam. Allah SWT juga tidak melarang perbedaan tetapi melarang permusuhan dan pertikaian.

Sementara itu, M. Fakhrul Irfan Syah, Ketua PC IPNU Bojonegoro menyampaikan, kegiatan ini berakar dari permasalahan yang sangat luar biasa. Adanya laporan terkait beberapa lembaga pendidikan yang notabenya adalah ruang gerak IPNU IPPNU sudah memulai wahabisasi terkhusus di daerah pinggiran.

“Oleh sebab itu, kita harus mengambil sikap dan sistem yang kita sepakati bersama dan diharap kegiatan ini mampu membentengi paham wahabisasi yang kini menyebar dalam masyarakat.” Pungkas laki-laki yang biasa disapa Irfan tersebut.

Penulis : Maya Rahma (Peserta Ngaji Media)

Editor : Luluk NR

Admin Redaksi
Saya adalah administrator IPNU IPPNU BOJONEGORO ONLINE . . .