IIBO – Era globalisasi membawa dampak perubahan di berbagai bidang kehidupan. Tak terkecuali tranformasi digital yang kian marak digaungkan terutama di kalangan pemuda dan pelajar generasi milenial yang dianggap lebih melek terhadap tranformasi tersebut. Namun, realitanya sebagian dari mereka masih bingung bagaimana cara menyikapi ataupun peran yang harus mereka lakukan. Dilandasi hal tersebut, Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) UNUGIRI Bojonegoro bekerja sama dengan PCI IPNU Korea Selatan menggelar Webinar Internasional.
Tak tanggung-tanggung, acara yang dilaksanakan pada Ahad ( 20/03/2022) mengundang narasumber langsung dari Kader IPNU Korea Selatan, Rekan Adi Latif Mashudi serta Pengurus departemen organisasi Pimpinan Pusat IPNU, Rekan Muhammad Ishomuddin Haidar. Acara yang digelar secara virtual via zoom ini tak menyurutkan antusias pelajar dari berbagai kalangan untuk mengikuti acara tersebut. Hal ini tampak terlihat dari jumlah kuota peserta yang mencapai ratusan orang.
Dalam sambutannya, Auliyaur Rokhim, pembina PKPT IPNU IPPNU UNUGIRI berpesan agar apapun aktualisasi inovasi organisasi yang dilakukan harus tetap berpegang teguh pada ajaran salafus soleh dan tidak bertentangan dengan syariat. Pesan selaras disampaikan oleh Rekanita Awalina selaku perwakilan majelis alumni PKPT IPNU IPPNU UNUGIRI serta anggota LPKPT PW IPPNU Jawa Timur, bahwasanya aktualisasi inovasi organisasi perlu kolaborasi antar anggota sehingga tercipta tujuan organisasi.
Sosok yang akrab dikenal dengan panggilan Rekan Latif menuturkan “Korea adalah salah satu negara yang sangat minim dengan sumber daya alam. Namun mereka mampu berinovasi membangun peradabannya melalui pendidikan terlebih pada bidang science dan teknologi.”
Rekan Latif berbicara panjang lebar mengenai budaya, norma serta kebiasaan hidup di Korea Selatan yang mungkin jarang dibicarakan. Rekan Latif juga memompa semangat kami yang beriktikad untuk meneruskan pendidikan kesana dengan informasi beasiswa dan peluang kerja disana. Tentu hal ini menjadi informasi bernilai plus bagi kami yang hanya sekedar tahu Korea Selatan melalui pemberitaan media massa.
Tak hanya itu, Rekan Latif juga bercerita tentang sejarah berdirinya PCI IPNU IPPNU Korea Selatan yang tergolong masih seumur jagung, yaitu baru sekitar 3 tahun. Tapi kontribusi dan khidmah yang mereka berikan kepada Nahdhatul Ulama sudah cukup signifikan. Meskipun banyak hambatan dan perbedaan prinsip antar anggota yang dilalui, rekan Latif berusaha untuk mengkolaborasikannya sehingga tercapailah tujuan untuk khidmah kepada Nahdhatul Ulama.
“المحافظة علي القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلاح”
Demikian disampaikan oleh pengurus pimpinan pusat IPNU Departemen Organisasi, M. Ishomuddin Haidar. Lelaki yang akrab disapa Gus Haidar ini menuturkan bahwa inovasi yang dimaksud adalah improvisasi dengan hal-hal baru namun tetap berpegang teguh pada ideologi pendahulu. Hal ini sangat perlu dilakukan agar IPNU IPPNU tidak mati tergerus perubahan zaman.
Gus Haidar juga berpesan pada kami bahwa di era tranformasi digital ini IPNU IPPNU harus bisa bersyiar di berbagai platform media sosial. Hal ini sebagai bentuk perlawanan secara tidak langsung kepada ajaran yang bertentangan dengan ahlussunnah wal jamaah. IPNU IPPNU harus bergerak inklusif dan juga memiliki paradigma produktif, mampu memberikan apa yang menjadi kebutuhan milenial saat ini. Penguatan ideologi juga penting agar khazanah dan value dari budaya itu sendiri masih terjaga utuh.
Akhir kata, masing-masing dari narasumber menyampaikan closing statementnya. “Hakikat hidup Adalah pilihan. Termasuk apakah mau memilih memberi kebermanfaatan atau pihak penerima manfaat. Ayo kita berlomba dalam hal kebaikan dan juga kebermanfaatan”, tutur rekan Latif.
Adapun dari Gus Haidar menuturkan, “Untuk menghadapi perubahan dan perkembangan zaman serta teknologi, minimal ada 2 hal utama yang harus kita persiapkan. Yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan spiritual. Karena barang siapa yang punya kematangan pada 2 kemampuan tadi, itu artinya merekalah yang keluar sebagai pemenang”.
Pewarta : Fina
Editor : LulukNR