IPNU IPPNU BOJONEGORO ONLINE – Saat ini organisasi IPNU IPPNU tidak asing lagi dimata masyarakat. Ini berkat semangat perjuangan para pendahulu dan pegiat NU selama 67 tahun yang terus berproses mendakwahkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah Nahdlatul Ulama dari era lisan, tulisan hingga digital sekarang.
Bicara soal semangat perjuangan, perempuan yang mudah akrab dengan orang-orang disekitarnya ini juga memiliki semangat juang yang tinggi. Nurul Afifah, Demisioner Ketua PC IPPNU masa khidmah 2018-2020 yang saat ini menjabat Wakil Ketua 2 Bidang Kaderisasi Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU Jawa Timur masa khidmah 2019-2021.
Kiprahnya di IPPNU bermula dari tahun 2013, tepatnya di sekolah MA Islamiyah Balen yang mewajibkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan Makesta, sampai ia terpilih menjadi Wakil Ketua PK. IPPNU Balen.
“Pada saat itu sekolah mewajibkan mengikuti kegiatan Makesta, pengkaderan awal untuk masuk di IPPNU, maka saya yang notabenenya suka dengan kegiatan keorganisasian, ikutlah Makesta tersebut. Dan dari makesta itu terbentuklah kepengurusan PK. IPNU IPPNU Balen. Saat itu saya menjabat sebagai Wakil Ketua, masa bhakti 2013-2014,” ungkap wanita yang akrab disapa Yung itu, pada Jum’at (02/07/2021).
Kemampuannya dalam memimpin terbukti dengan amanah-amanah yang diembannya selama kurang lebih 9 tahun berkiprah di IPNU IPPNU. Mulai dari tingkat ranting sampai ke tingkat wilayah. Dari pengalaman tersebut, tentu memberi banyak pelajaran yang tak terhitung.
“Dan saat ini, Alhamdulillah masih diberikan kepercayaan teman teman untuk berjuang di IPPNU dan berkhidmat di IPPNU. Setelah demisioner dari Ketua Cabang, saat ini saya menjabat sebagai Wakil Ketua 2 Bidang Kaderisasi PW IPPNU Jawa Timur masa bhakti 2019-2021,” tambahnya.
Menurut Nurul, alasan ia masih mau masuk kepengurusan IPPNU sampai saat ini adalah untuk melanjutkan perjuangan dan peninggalan para Bu Nyai yang berharga. Sekalipun disadari atau tidak, risiko yang diemban juga tidak selalu mudah. Justru dengan begitu ia merasa lebih tertantang untuk memperjuangkan IPPNU.
“Saya masih muda, masih kuat, diberikan amanah mulia yang banyak diidamkan pelajar putri NU se Jawa Timur, amanah memperjuangkan peninggalan berharga para bu nyai untuk NU. Kenapa tidak, resiko pasti besar, banyak meninggalkan rumah, waktu luang berkurang, dan lain sebagainya. Justru dari resiko besar itu, saya akan banyak menuai berkah, Insyaallah,” tuturnya.
Tak heran, dalam sejarah kepemimpinannya di PC IPPNU, ia bersama pengurus lainnya berhasil mendirikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) diseluruh kecamatan seantero Bojonegoro. Sekaligus berhasil melahirkan instruktur pelatih dari pelaksanaan kegiatan Latin Latpel, yang nantinya akan menjadi calon-calon pemimpin dari Lakut, pengkaderan formal tertinggi di IPNU IPPNU.
“Memang saat itu kita fokus dibidang garap pendirian PAC di setiap kecamatan yang vakum atau bahkan belum pernah terbentuk PAC. Maka, dari ke 28 kecamatan yg ada di Bojonegoro, berhasil kami dirikan PAC. Alhamdulillah tak hanya mendirikan, kami juga berhasil mengawal PAC yang baru terbentuk tersebut untuk bisa melaksanakan pengkaderan pertama yaitu Makesta, bahkan ada PAC yang sudah mampu mengadakan Lakmud, meskipun mereka baru terbentuk,” jelasnya dengan gamblang.
Nurul merasa semakin kesini semakin besar pula rasa cintanya pada IPPNU. Karna di IPPNU ia menemukan keluarga yang memberikan banyak sekali pelajaran, pengalaman, dan tentunya cinta.
“Untuk rekan rekanita semua, meskipun keadaan kita saat ini sedang sulit, tapi kita harus tetap semangat, tetap percaya bahwa setelah kesulitan ini pasti akan ada kemudahan. Maka apapun usaha yang saat ini sedang rekan rekanita lakukan, mari tetap di optimalkan, dan juga istiqomahkan. Trilogi ipnu ippnu belajar berjuang dan bertaqwa harus selalu menjadi pegangan teguh dimanapun dan kapanpun.” Pungkas Nurul saat diwawancarai Tim Media.
Penulis : Maya Rahma (Peserta Ngaji Media)E
Editor : LulukNR